Sinergi Sehat Indonesia

Sejauh Mana BPJS Kesehatan Membantu Menurunkan Beban Biaya Kesehatan Rakyat Indonesia?

Di tengah tingginya biaya pengobatan dan akses layanan kesehatan yang tidak selalu merata, muncul satu pertanyaan penting: Apakah BPJS Kesehatan benar-benar membantu masyarakat mengurangi beban biaya kesehatan? Pertanyaan ini tak hanya relevan, tetapi krusial dalam menilai efektivitas sistem jaminan sosial yang sejak 2014 telah menjangkau lebih dari 90% penduduk Indonesia.

Sebelum hadirnya BPJS, banyak keluarga di Indonesia harus memilih antara menyembuhkan penyakit atau mempertahankan ekonomi keluarga. Biaya rumah sakit, obat-obatan, dan pemeriksaan medis sering kali menjadi beban berat yang tak tertanggulangi. Tak sedikit masyarakat yang menunda atau bahkan mengabaikan pengobatan karena alasan finansial.

Dengan hadirnya BPJS, paradigma mulai berubah. Masyarakat kini bisa mengakses layanan kesehatan dari tingkat Puskesmas hingga rumah sakit rujukan tanpa membayar langsung di tempat—cukup dengan kartu peserta aktif.

Sistem kapitasi dan INA-CBG yang digunakan BPJS juga membantu menekan biaya layanan medis yang sebelumnya sangat bervariasi dan sulit diprediksi. Bahkan, beberapa penyakit kronis seperti gagal ginjal, kanker, dan jantung bisa dibiayai penuh, yang dulunya sangat memberatkan keluarga pasien.

Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan:

  • Lebih dari 200 juta layanan medis ditanggung BPJS setiap tahunnya.
  • Rata-rata masyarakat bisa menghemat hingga 60–80% biaya pengobatan jika menggunakan layanan BPJS secara maksimal.
  • Sekitar 33 juta peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran) dari kalangan tidak mampu dibayarkan penuh oleh negara—artinya mereka tidak perlu membayar sepeser pun untuk jaminan kesehatan.

Bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah, BPJS telah menjadi penyangga ekonomi keluarga dalam menghadapi risiko kesehatan.

BPJS menanggung berbagai layanan mulai dari:

  • Pemeriksaan rawat jalan & rawat inap
  • Tindakan bedah
  • Rehabilitasi medik
  • Persalinan
  • Penyakit kronis (jantung, kanker, TBC, gagal ginjal, dsb.)
  • Obat-obatan yang termasuk dalam formularium nasional

Dengan mekanisme ini, beban pengeluaran langsung masyarakat (out-of-pocket spending) bisa ditekan secara signifikan.

Meski manfaatnya besar, ada tantangan yang belum terselesaikan:

  • Defisit anggaran karena biaya klaim lebih besar dari iuran yang masuk.
  • Layanan yang belum merata di daerah pelosok.
  • Antrean panjang dan overload di fasilitas rujukan.

Masalah-masalah ini membuat sebagian masyarakat masih harus mengeluarkan biaya tambahan, atau memilih layanan kesehatan swasta dengan biaya lebih tinggi.

BPJS adalah sistem jaminan sosial gotong royong: peserta sehat membantu peserta sakit, peserta mampu membantu peserta miskin. Dengan menjadi peserta aktif dan disiplin membayar iuran, kita turut memperkuat sistem ini agar bisa terus meringankan beban biaya kesehatan rakyat Indonesia.

Ke depan, dukungan terhadap reformasi, efisiensi anggaran, dan peningkatan layanan adalah kunci agar BPJS benar-benar menjadi alat pemerataan kesehatan dan penjamin kesejahteraan masyarakat.

Scroll to Top