Remaja usia SMP dan SMA menghadapi risiko tinggi terkait infeksi HIV akibat kurangnya akses edukasi seksual yang komprehensif dan pengaruh teman sebaya yang kuat. Salah satu pendekatan efektif yang telah diterapkan di Indonesia adalah peer education, pendekatan teman sebaya sebagai agen edukatif.
Efektivitas Peer Education di Sekolah
- Di wilayah Ciparay (Bandung), studi quasi-eksperimen menunjukkan intervensi peer education secara signifikan meningkatkan pengetahuan (p = 0,000) dan sikap siswa terhadap HIV/AIDS (p = 0,005) dibanding kelompok kontrol.
- Di SMK Korpri Majalengka, sebelum edukasi hanya 19,3 % siswa memiliki pengetahuan baik; setelah peer education meningkat menjadi 61,4 %, dan sikap positif meningkat dari 43,3 % menjadi 55,4 %.
- Studi di Kabupaten Sleman menemukan peer education lebih efektif dibanding ceramah dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap (p = 0,000 untuk keduanya).
Model Peer Education: Keunggulan
- Peer educator adalah remaja yang dilatih untuk menyebarkan informasi HIV dan seks sehat kepada teman sebaya. Mereka menjadi panutan karena latar sosial yang mirip dan bahasa yang dianggap lebih dekat dan dapat diterima.
- Di SMAN 11 Jambi, intervensi peer group meningkatkan skor pengetahuan komprehensif dari rata‑rata pra-test 12,5 menjadi 21,7 pasca-intervensi (p = 0,000).
- Di SMA Negeri 3 Surakarta, edukasi peer melalui media video animasi meningkatkan pengetahuan, sikap, dan self-efficacy peer educator dalam menyebarkan informasi HIV secara efektif.
Strategi Implementasi yang Sukses
- Seleksi dan pelatihan peer educator, termasuk penggunaan media interaktif (video, poster, role-play).
- Penggunaan pendekatan praktis, seperti diskusi kelompok kecil, simulasi, dan evaluasi melalui pre-test dan post-test untuk mengukur efektivitas.
- Kolaborasi antar siswa, guru BK, OSIS, dan lembaga kesehatan lokal guna memperluas jangkauan edukasi.
Dampak Jangka Panjang
- Meningkatnya pengetahuan HIV dan sikap positif membantu membentuk norma aman di lingkungan sekolah.
- Peer education menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial: para remaja menjadi agen perubahan melalui informasi yang mereka sampaikan kepada temannya.
- Program ini secara tidak langsung menciptakan lingkungan inklusif, membantu melawan stigma terhadap ODHA serta mendorong akses testing dan dukungan sosial.
Kesimpulan
Model peer education terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja terhadap pencegahan HIV/AIDS. Studi di berbagai daerah menunjukkan peningkatan signifikan dari pre-test ke post-test dan keunggulan metode ini dibanding ceramah konvesional. Karena peer educator lebih dekat dan mudah diterima secara sosial oleh remaja, pendekatan ini ideal untuk diterapkan di SMP dan SMA sebagai strategi preventif dan edukasi komunitas. Kombinasi edukasi teman sebaya, media kreatif, dan dukungan sekolah menjadikan peer education sebagai salah satu metode kuat untuk mencegah perilaku seksual berisiko dan menekan angka penularan HIV pada remaja.