Penyakit jantung adalah penyebab kematian nomor satu di dunia menurut WHO. Di Indonesia, penyakit jantung koroner dan gagal jantung termasuk dalam lima besar penyebab kematian terbanyak. Yang lebih mengkhawatirkan, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah menunjukkan gejala awal penyakit jantung selama bertahun-tahun sebelum akhirnya mengalami kondisi yang lebih serius seperti serangan jantung atau gagal jantung. Gejala-gejala tersebut kerap dianggap ringan, bahkan biasa saja, hingga akhirnya terlambat ditangani.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai gejala awal penyakit jantung yang sering diabaikan, lengkap dengan penjelasan medis dan contoh kasus nyata, agar kita bisa lebih waspada dan melakukan pencegahan sejak dini.
1. Nyeri Dada: Bukan Selalu Rasa “Menusuk”
Gejala klasik penyakit jantung adalah nyeri dada, tetapi banyak orang tidak menyadari bahwa nyerinya bisa bervariasi. Bukan hanya rasa “tertekan berat” di dada seperti yang sering digambarkan, tetapi bisa juga:
- Rasa terbakar seperti maag
- Nyeri menjalar ke lengan kiri, punggung, rahang, atau leher
- Rasa sesak seperti “dada dikunci” atau ditekan benda berat
Kadang nyeri hanya berlangsung beberapa menit dan hilang begitu saja, tapi ini bisa menjadi tanda angina, yaitu kurangnya suplai oksigen ke otot jantung.
2. Sesak Napas saat Aktivitas Ringan
Jika Anda sering merasa kehabisan napas meskipun hanya naik tangga pendek atau berjalan sebentar, ini bisa menjadi tanda jantung tidak memompa darah secara efisien. Sesak napas bisa terjadi sebelum atau tanpa nyeri dada dan sering disalahartikan sebagai kurang fit atau gejala paru-paru.
3. Mudah Lelah dan Lemas yang Tidak Biasa
Banyak penderita penyakit jantung merasa lelah ekstrem tanpa sebab jelas bahkan saat melakukan aktivitas ringan. Ini terjadi karena jantung tidak mampu memompa cukup oksigen ke seluruh tubuh. Wanita khususnya sering menunjukkan gejala ini tanpa adanya nyeri dada, yang membuat gejala ini lebih sering diabaikan.
4. Detak Jantung Tidak Teratur (Aritmia)
Jantung yang berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur bisa menjadi gejala awal gangguan ritme jantung (aritmia). Kadang-kadang rasanya seperti jantung “berdebar” tanpa alasan jelas, atau terasa hilang satu detak (palpitasi). Bila ini terjadi berulang tanpa pemicu seperti kafein atau stres, sebaiknya segera periksa ke dokter.
5. Bengkak di Kaki, Pergelangan Kaki, atau Perut
Bila jantung tidak memompa darah dengan efisien, cairan bisa menumpuk di jaringan tubuh bagian bawah. Ini menyebabkan pembengkakan atau edema, terutama di kaki dan pergelangan kaki. Terkadang disertai dengan perut terasa penuh atau bengkak. Gejala ini bisa menandakan gagal jantung kongestif.
6. Keringat Dingin dan Rasa Cemas Tiba-Tiba
Serangan jantung tidak selalu diawali dengan nyeri dada hebat. Pada banyak kasus, terutama pada wanita, keringat dingin berlebih, disertai rasa cemas, mual, atau pusing tiba-tiba, adalah pertanda tubuh dalam kondisi darurat. Banyak orang mengira ini hanya kelelahan atau masuk angin biasa.
7. Sulit Tidur atau Sering Terbangun karena Napas Pendek
Kesulitan tidur atau sering terbangun di malam hari karena napas tersengal-sengal bisa jadi pertanda masalah jantung. Pada kasus gagal jantung, cairan bisa menumpuk saat berbaring dan membuat paru-paru tertekan. Ini menyebabkan ortopnea, yaitu sesak napas saat tidur telentang.
8. Masalah Pencernaan yang Tidak Terkait dengan Makanan
Beberapa pasien mengalami mual, muntah, atau rasa tidak nyaman di perut bagian atas sebelum serangan jantung terjadi. Gejala ini sering disangka gangguan lambung, padahal bisa jadi merupakan manifestasi atipikal dari penyumbatan arteri koroner, terutama pada wanita dan lansia.
Mengapa Banyak Gejala Ini Diabaikan?
Banyak dari gejala ini terlihat tidak spesifik dan bisa mirip dengan penyakit lain seperti flu, gangguan pencernaan, atau kelelahan biasa. Terlebih lagi, kurangnya edukasi dan kesadaran membuat orang enggan memeriksakan diri, terutama bila masih merasa “terlihat sehat”. Sayangnya, deteksi dini adalah kunci dalam mencegah komplikasi penyakit jantung. Penanganan lebih awal dapat menghindarkan pasien dari operasi besar, rawat inap, bahkan risiko kematian.
Langkah Preventif:
Jangan Tunggu Gejala Menjadi Parah
Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan satu atau beberapa gejala di atas, jangan tunggu sampai parah untuk memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan sederhana seperti rekam jantung (EKG), echocardiogram, dan tes darah bisa membantu mendeteksi masalah jantung sejak dini.
Langkah pencegahan terbaik termasuk:
- Menjaga pola makan rendah lemak dan garam
- Berolahraga teratur
- Berhenti merokok dan mengurangi alkohol
- Mengelola stres dan tidur cukup
- Rutin cek tekanan darah dan kadar kolesterol
Kesimpulan
Jantung adalah organ vital yang bekerja tanpa henti, setiap detiknya. Ia tidak selalu berteriak saat bermasalah—kadang ia hanya berbisik lewat gejala-gejala ringan yang sering kali kita abaikan. Dengan mengenali gejala awal penyakit jantung secara tepat, kita bisa menyelamatkan diri sendiri dan orang yang kita cintai dari risiko yang jauh lebih besar. Lebih baik periksa dan ternyata tidak apa-apa, daripada terlambat bertindak. Karena dalam hal penyakit jantung, waktu adalah segalanya.